“Seribu orang tua hanya dapat
bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia.” (Bung Karno).
Maknai dan resapi tiap bulir
dari kata-kata yang diucapkan oleh sang proklamator itu saudara, sejarah telah membuktikan
jalannya, seorang R.A. Kartini melalui tulisan-tulisanya mampu mengubah
kedudukan dan harkat wanita Indonesia, Boedi Utomo dengan semangat kebangsaanya
mampu menyulut semangat kebangkitan nasional.
Ya, saudaraku sekalian. Seorang saja, cukup satu orang saja,
dengan kerja keras dan pandangan visionernya, dulu mampu mengangkat sauh dan
melayarkan bahtera sejarah ke jalan yang diimpikannya. Tentu saja apa yang
mereka raih, seluruh prestasi yang mereka ukir, merupakan sari pati dari hasil
kerja keras dan perjuangan tak mengenal lelah, tak peduli dengan alunan nestapa
yang mengiringi hari-hari, tak peduli sekeras apapun para kaum imperialis menekan
dan meredam letupan indah pemikiran dan impian mereka.
Namun sekarang keadaan telah berubah saudara, diera
globalisasi kini, perubahan yang fundamental tidak bisa kita harapkan dari satu
orang saja. Butuh banyak orang-orang dengan semangat nasionalisme, dedikasi,
loyalitas dan impian yang besar untuk mewujudkanya.
Nah, karena
kebutuhan akan orang-orang seperti itulah, sekolah pencetak kader pamong (APDN,
STPDN, IPDN) ada, karena bangsa ini membutuhkan orang-orang visioner dengan
dedikasi dan pengabdian tanpa batas. Itulah harapan yang dititipkan oleh para
pendiri almamater ini kepada kita. Para
kader pamong praja yang dididik di IPDN ini, kelak diharapkan mampu menjadi
sosok Agent of Change, sebagai
penular virus kebangkitan, virus perubahan.
Dari Sabang sampai Merauke kita disatukan di kesatriaan
IPDN. Agar mampu menjadi seorang Indonesia sejati teman. Tak peduli kulitmu
hitam atau putih, tak peduli apa kepercayaanmu, tak peduli suku bangsamu, tak
peduli dengan segala perbedaan itu teman. Karena kita Praja, kita perekat dan
pemersatu bangsa. Ya, hanya dengan menjadi seorang Indonesia sejatilah teman, perubahan
bisa kita ciptakan, kebangkitan bisa kita wujudkan.
Itulah hakikat kenapa almamater tercinta ini hingga saat ini
tetap dipertahankan eksistensinya. Gelontoran uang milyaran, hasil sumbangan
pajak dari seluruh rakyat dari berbagai lapisan, dititipkan dan diamanahkan
kepada kita. Dengan harapan, diesok hari
nanti, pemuda-pemudi pilihan ini mampu melaksanakan dharma bhaktinya untuk bumi
pertiwi, mampu menjadi the real agent of
change.
Jika kita ingin Indonesia bebas dari korupsi. Maka,
teriakanlah perlawanan terhadap korupsi, jadilah garda terdepan untuk
memeranginya, matikan segala sistem buruk yang memungkinkan hal busuk itu
terjadi.
Kita ingin Indonesia sejahtera? Maka teriakanlah suara
pembaharuan teman, bersama kita bekerja keras, bekerja cerdas, kita
internalisasikan semangat ambeg
paramartha yang tiap hari kita teriakan di lapangan upacara. “berjanji
untuk mengedepankan kepentingan Negara dan masyarakat diatas kepentingan
pribadi dan golongan”.
Merubah dan membangun bangsa adalah tanggung jawab kita,
tanggung jawab almamater kita. Bersatulah teman, terus gali ilmu kini, dan
hibahkan lah diri kita nanti untuk kepentingan bangsa tercinta ini.
“Negeri kita kaya! Kaya! Kaya-raya
Saudara-saudara!. Berjiwa besarlah! Berimagination! Gali ! Bekerja! Gali!
Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia”. Itulah kata-kata
pembakar semangat yang pernah diucapakan proklamator kita tercinta.
Jayalah IPDN! Jayalah Indonesia! Perubahan itu tanggung
jawab kita bersama. Salam Perubahan!
0 comments: