Singkat cerita, di sekitar tempat penjagaan
Polisi Pengawal Pribadi Presiden, terdapat sebuah pohon besar. Tentu saja
secara alamiah,
banyak daun kering berguguran di bawah pohon tersbut. Melihat itu Bung Karno langsung berhenti dan
menyuruh seorang polisi pengawal mencari sapu. Setelah sapu didapat, segera dia
memerintahkan membersihkan tempat itu. Bung Karno kemudian meneruskan jalan
kaki, dan mengitari halaman istana.
Anggota polisi pengawal pribadi itu pun segera
menjalankan perintah bung karno, tak lama berselang lewatlah seorang tukang
kebun. tukang kebun tersebut merasa tidak enak hati dan meminta
sapu tersebut dengan maksud ingin menggantikan polisi penjaga membersihkan halaman,
polisi pengawal itupun tidak menolak dan memberikan gagang sapu kepada tukang
kebun tersebut, dan secara kebetulan Bung Karno melihat adegan serah terima sapu itu.
Ia segera kembali ke pos penjagaan dan meminta sapu dari tukang kebun sambil
berkata kepada polisi pengawal tadi, "Baik, kalau kamu tidak mau membikin
bersih tempatmu sendiri, Bapak yang akan membersihkannya."
Setelah Bung Karno selesai menyapu
dan membersihkan tempat penjagaan, sapu dibanting sampai gagangnya patah.
Pernah juga BUNG KARNO pagi-pagi masuk di sekitar
paviliun di Istana Negara, tempat tinggal polisi pengawal pribadi. Di sini Bung
Karno melihat tempatnya kotor, kamar mandi dan selokan juga kotor. Bung
Karno memerintahkan seorang polisi pengawal pribadi mencari sapu
dan mengumpulkan semua penghuninya. Kemudian, ia berkata,
"Lihat, kamu orang saya beri contoh bagaimana caranya membikin bersih tempat kotor ini."
"Lihat, kamu orang saya beri contoh bagaimana caranya membikin bersih tempat kotor ini."
Bung Karno memegang sapu dan terus
menyapu serta membersihkan tempat itu. Orang-orang gemetar ketakutan ketika
melihat Bung Karno membersihkan tempat itu. Selesai menyapu Bung Karno berkata, "Bisa tidak
kamu membikin bersih tempatmu sendiri?"
Dari dua kisah diatas, kita dapat
menangkap pesan yang sangat dalam, bahwa Bung Karno mengajarkan secara langsung
kepada kita, betapa pentingnya memelihara nilai-nilai tanggung jawab dan sikap
untuk mau bekerja nyata demi menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Diakui atau tidak, sikap-sikap seperti
itulah yang kini mulai langka dan memudar dikalangan masyarakat kita. Kita terlau
senang mengutuki kegelapan tanpa ada usaha untuk menyalakan secercah cahaya,
kita sering berteori, berorasi, beretorika, tapi kita kemudian lupa untuk
memulai satu langkah awal yang nyata untuk meraih apa yang kita cita-citakan. Betapa
mudahnya kita mencela pekerjaan orang lain, padahal kita sendiri belum mampu
berbuat apa-apa.
Talk Less do more, sekiranya kalimat
itulah yang pas untuk kita terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
kita dewasa ini, tercapainya cita-cita nasional bukan hanya tanggung jawab
pemerintah dan pemangku kebijakan saja,
tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama. Mari kita memulai untuk
memelihara rasa tanggung jawab dan kesadaran untuk mau dan mampu berbuat lebih banyak,
dari mulai hal-hal yang kecil, dari diri pribadin dan dimulai pada saat ini.
0 comments: